Selasa, 24 Maret 2015

budaya NTB

Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat



                Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak dibarat dan Sumbawa yang terletak ditimur. Ibukota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di pulau Lombok.
                Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari Suku Sasak , sementara Suku BIma dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).
                Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan , baik itu dalam hal seni tari , kerajinan tangan , pakaian adat , rumah adat , lagu daerah , alat music daerah ,  upacara adat ,  makanan khas daerah sampai obyek wisata.
                Seni tari daerah Nusa Tenggara Barat yaitu Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga. Tari Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini sering dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja. Sedangkan Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan mereka agar sang putri dapat keluar dari dalam batu. Berikut ini adalah salah satu gambar Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga.
                                                                     Tari Batu Nganga

                                                                  Tari Mpaa Lenggogo


                Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai beragam kerajinan tangan. Diantaranya adalah Gerabah Banyumulek dan Kain Tenun khas Nusa Tenggara Barat. Kerajinan tangan khas Busa Tenggara Barat ini telah dilakukan secara turun menurun sejak dahulu kala. Gerabah Banyumulek adalah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang dibuat dengan alat berupa lempengan bulat yang dapat diputar dengan tangan. Gerabah Banyumulek terbuat dari bahan tanah liat dan tanah liat tersebut dibentuk dengan alat pemutar , setelah jadi tanah liat yang tadi sudah dibentuk dijemur dan dibakar. Jadilah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang bernama Gerabah Banyumulek. Namun ada produk yang unik dan paling banyak laku di pasaran yakni adalah kendi maling. Kain tenun atau dikenal dengan kain songket adalah ciri khas dari Pulau Lombok. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Selain kain songket yang dikenal saat ini, ada cara pembuatan kain tenun dengan cara klasik. Pembuatan kain tenun dengan cara klasik ini dimulai dari mempersiapkan pembuatan benang serta pembuatan zat warna. Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat yang diputar-putar dengan jari-jari tangan. Pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu atau terakota. Bahan membuat benang selain dari kapas, bisa juga dari kulit kayu, serat pisang, serat nanas, daun palem dan sebagainya. Pembuatan zat warnanya terdiri dari dua warna yaitu biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atau Mirinda citrifonela atau mengkudu. Selain itu ada juga pewarna dari tumbuhan lain, seperti kesumba (sono keling). Motif kain songket Lombok bermacam-macam, ada motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat dan masih banyak lagi motif-motif lainnya. 
                                                                     Gerabah Banyumulek
                                                              Kain Songket Motif Ayam
                                                                         Sarung Tenun

                                                                          Tenun dari sutera

                Pakaian adat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Pakaian Adat Lombok. Sedangkan Rumah Adat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Rumah Dalam Loka.

                                                               Rumah Adat Dalam Loka

                Lagu daerah provinsi Nusa Tenggara Barat  antara lain Pai Mura Rame, Desaku, Tutu Koda, Helele U Ala de Teang, Potong bebek, Anak Kambing Saya, O Nina Noi, Lereng Wutun, Bole Lebo, O Re Re dan Tebe Ona Na.
              Provinsi ini mempunyai alat music khas daerah seperti provinsi yang lainnya. Alat musik tersebut dinamakan Cungklik.

·      Upacara U’a Pua
Upacara U’a Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Upacara U’a Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni Budaya masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi U’a Pua diawali dengan Pawai dari Istana Bima yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima dengan dua Penari Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai berlangsung Group Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika memasuki Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sara’u), Sere, Soka dan lain-lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi dengan Penari Lenggo. Pada sa’at itu diserahkan ”Sere Pua” dan Al-Qur’an kepada Sultan.
 ·       Upacara Perang Topat
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak.
Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan.
Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak dengan saling melemparkan Topat (Ketupat).
Upacara ini berlangsung setelah selesai “Pedande” memuja yaitu selama periode “Rokok Kembang Waru” sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember –Desember.


·       sumber : http://kebudayaan-ntb.blogspot.com/